Gaya  

Keluh Penulis

karnadya.com.my
karnadya.com.my

Aku sudah menulis yang baik-baik, masih separuh juga pembaca yang tak suka. Aku usai korbankan waktu, gantang emosi, parut otak, bangkitkan jemari, naik-turunkan nafas. Lha, tersisa juga ucapan-ucapan yang kerontang respek atas tulisanku. Apakah yang salah di diri ini?, gerutu seorang penulis yang tak beken.

Belum lagi untaian kalimat bahwa aku ini menulis untuk beken-bekenan. Seingatku, aku sudah beken sebelum menjadi penulis, sanggah penulis itu. Walau sesungguhnya ia tak beken.

Aku ini harus menjaga perangai tulisanku, sifat-sifatku, tingkah dan sikap. Renung sang penulis itu.

Baca juga :  Hati-hati Pemerasan Di Facebook Dengan Photo Hasil Editan

Bagaimana dan apa musabab hingga ia se-sengsara itu? Ia tak senang, ia tak puas akan keluh-keluh itu hanya disimpannya sendiri. Ia ke sana ke mari, mencari jawab, mengawasi respon, mengumpulkan solusi atas problematikanya dalam tulis-menulis. Di sudut masjid, ia bertemu dengan seorang anak muda, sedang membaca cerpen reliji.

“Hai anak muda, aku ingin berguru padamu. Aku ini seorang penulis, tulisanku banyak yang tak suka. Kamu punya nasehat untukku?

“Oh soal itu Om. Mudah kok, tinggalkan menulis dengan orientasi karena manusia. Hadirkan nafas Tuhan di dadamu, sangkarkan Tuhan di pikiranmu, penjarakan Tuhan di imajinasimu. dan menulislah karena DIA. Saya pastikan Om takkan mengeluh lagi karena Tuhan pun takkan pernah kecewakan hambaNya”.

Baca juga :  Kok Kebaikan Ada Kadaluarsanya?

Hemmmm

 

Respon (20)

  1. Setuju bung, sesuai tag line kita “menulis terus dan terus menulis”.
    Jangan cuma mau menulis kalau ada yang baca !

    Bila kita bekerja dengan baik, pastilah nanti akan ada hasilnya.
    Bila kita menulis di KetikKetik, yakinlah nanti akan banyak pembaca.

    Keep Writing, bro http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_good.gif

    1. Harus dong Bung Admin
      Tak cukup alinea untuk mengatakan indahnya enulis dengan kata ikhlas 😀

    2. “bila kita menulis di ketik – ketik, yakinlah akan banyak pembaca” Promosi cuyyyy….. #eehhhh….. kabooorrrrr ahhhh :ngacir:

  2. Setuju tuh dengan nasihat si anak muda. Menulis karena manusia? capeeek deh…dibilang sok pahlawan, dibilang pengganguran…dll

    1. hahahahahaha
      Mbak Fey……
      Sok pahlawan….pengangguran
      kok mereka sewot yeh…:D

  3. abang ini menyentil sajah kerjaannya hahaaa

    menyentil orang2 yg lupa utk ‘lihat ke dalam diri’ setiap problema
    bukan ke sana ke mari, melihat ‘keluar’ nyalahin orang lain

    aaah abang ini selalu menginspirasi sajaah 😀 http://ketikketik.com/wp-content/plugins/wp-monalisa/icons/wpml_yahoo.gif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *